Sejarah Quad Loop Antena

Januari 15, 2018
Antena Loop ditemukan sekitar awal tahun 1940-an oleh Clarence Moore, W9LZF, Dia seorang teknisi pada stasiun broadcast milik missionaris katolik di daerah pegunungan Quito, Equador. Tekanan udara dan kandungan oksigen di sana  cukup  tipis  karena  lokasi  berada  di  ketinggian  sekitar  3000  meter  diatas permukaan laut (DPL). Moore awalnya kebingungan  karena  antena yang dibuat saat diberi daya dari  pemancar  sebesar  10  kW,  tidak  sampai  beberapa  hari  antenanya  rusak karena  dari  ujung  elemen  antena  selalu  keluar  loncatan  api,  sampai  akhirnya ujung  tersebut  terbakar  (marong)  dan  putus.  Alhasil,  ukurannya  berubah  dan (karenanya)  SWR  melonjak  tinggi.  Moore  menyadari  bahwa  antena  vertical, dipole  dan  berbagai  variant  yang  dicoba  pakai  selama  ini  merupakan  antena dengan  Q-factor  yang  tinggi,  cenderung  menghasilkan  corona  effect(pengumpulan  panas,  sampai  berupa  pendaran  cahaya)  pada  ujung-ujungnya jika dipakai di tempat bertekanan udara dan kandungan oksigen tipis.Sadar  bahwa  solusi  yang  ada  adalah  dengan  memakai  sirkit  antena tertutup akhirnya ia mencoba bentuk LOOP, yakni seutas kawat atau kabel yang dibentang  sedemikian  rupa  sehingga  kedua  ujungnya  bertemu  kembali  di  satu titik. Melalui beberapa percobaan, akhirnya didapati bahwa ukuran yang paling pas  untuk  rancangan  ini  adalah  satu  lambda  atau  1 lamda.  Terbukti  pula  bahwa dengan  ukuran  ini  bisa  didapatkan  rancangan  yang  ber  Q-factor  rendah,  yang selama ini dicari untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.

Hasil percobaan Moore inilah yang jadi cikal-bakal antena Cubical Quad seperti yang kita kenal sekarang, yang diketahui mempunyai beberapa kelebihan dibanding rancangan Yagi yang lebih duluan populer karena:
1.  Dengan jarak antar elemen yang sama, cukup dengan 2 elemen (= Boom yang  lebih  pendek  )  bisa  didapatkan  Gain  yang  mendekati  perolehan Gain antena Yagi 3 elemen (7 dBd vs 8 dBd pada ketinggian free space);
2.  Cubical Quad bisa berkinerja baik sebagai low angle radiator (lebih baik untuk DX) dengan posisi feed point yang TIDAK usah terlalu tinggi dari permukaan  tanah,  ketimbang  antena  Yagi  yang  memerlukan  ketinggian feed point mendekati 1/2 lamda  untuk bisa bekerja optimal.
3.  Sebagai antena dengan faktor Q yang rendah, bandwidthnya jauh lebih lebar ketimbang Yagi yang berfaktor Q tinggi.
4.  Cubical  Quad  bisa  dibuat  dari  bahan  yang  relatif  murah  (elemen  dari kawat dan spreader dari bambu) daripada Yagi yang biasanya dibuat dari tubing aluminium.
5.  Sebagai  sifat  “bawaan”  antena  loop,  receiving  Cubical  Quad  lebih “hening”, noise–nya lebih rendah daripada  antena lain yang dari jenis 1/4 atau 1/2 lambda.
Sisi minus Cubical Quad adalah konstruksinya 3D (ada panjang, tinggi dan lebar) dibanding  Yagi  yang  cuma  2D  (panjang  dan  lebar  saja),  sehingga  proses perakitan (dan pemasangannya) lebih ribet dan repot.


Konstruksi Quad Loop Antena



Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar